Senin, 08 November 2021

Berterima Kasih Kepada Diri Sendiri

 Saya menulis blog ini pada tanggal 08 November 2021 tepat 13 tahun ayah saya meninggal dunia. Selama 13 tahun itu sya mengalami banyk cerita daam hidup. Cerita sedih, senang, keberhasilan, kegagalan, dan banyak yang lain. Mungkin kalau saya kembali menjadi diri saya 13 tahun yang lalu, saya tidak akan menyangka bahwa saya akan mengalami banyak cerita hingga akhirnya saya menjadi diri saya yang sekarang.

Beberapa waktu belakangan, saya merasa tertekan dengan beban pikiran saya. Ada sebuah ruang di pikiran saya yang hampir setiap hari selalu menguras emosi saya, selalu memaksa saya untuk membatasi diri saya dengan realita yang saya hadapi. Ketakutan,kecemasan, rasa menyesal dan rasa bersalah yang mendalam membuat saya semakin tertekan. Cerita masa lalu yang mebuat saya menjadi seperti saat ini membuat saya marah, mulai menylahkan berbagai aspek di kehidupan saya, tak terkecuali diri saya sendiri. 

Saya memang saat ini sedang mengerjakan tugas akhir perkuliahan. Seperti halnya banyak orang, saya juga pasti tertekan. Beban untuk lulus secepat mungkin, ditambah saya pernah cuti kuliah membuat saya akhirnya membuat kuk pada punggung saya sendiri. Saya tidak tau apakah saya bisa menanggung kuk itu atau tidak. Melihat teman-teman saya yang lain telah lulus, makin menambah beban kepada diri saya. Hingga pada akhirnya saya merasa sangat tertekan dan sulit menguraikan emosi saya. Hampir setiap hari saya bisa merasa optimis dan khawatir, senang dan sedih secara bersamaan. Dan alasan saya mengapa saya begitu membuat masalah di pikiran saya semakin rumit dan sukar untuk diuraikan.

Hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk mencari bantuan. Saya mencari layanan konsultasi untuk membantu kesulitan yang ada di pikiran saya. Akhirnya saya memilih layanan mentoring di salah satu jasa yang menyediakannya. Saya memilih layanan itu karena saya merasa tidak pada tahapan depresi yang berlebihan sehingga membutuhkan tindakan klinis dari psikolog. Saya hanya butuh tempat mengutarakan  apa yang ada di pikiran saya dan bantuan untuk menguraikannya. 

Saya sangat terbantu oleh layanan konsultasi tersebut. Banyak hal-hal yang bisa saya ambil dan pelajari untuk membuat diri saya lebih baik ke depan. Salah satunya adalah "berterima kasih" kepada diri sendiri. Terdengar cukup aneh bagi saya waktu itu. Bagaimana saya berterima kasih kepada diri saya sendiri, sedangkan yang saya hadapi adalah kecemasan, ketakutan, dan kegagalan memenuhi target saya. Bukankah harusnya saya menghukum diri saya sendiri? Bukan malah berterima kasih.

Setelah berpikir cukup lama setelah sesi konsultasi itu, saya akhirnya sadar bahwa sangat penting untuk berterima kasih kepada diri kita sendiri. Jika mungkin saya punya mesin waktu dan bisa kembali ke waktu saya SD, saya bisa sangat berterima kasih kepada diri saya saat ini. Berterima kasih karena telah kuat, meskipun kehilangan ayah yang tidak semua orang sanggup untuk menerima kenyataan itu. Berterima kasih telah banyak menulis banyak cerita bagi hidup saya. Dan kalau diberi kesempatan untuk terbang ke masa depan, saya juga akan berterima kasih kepada diri saya saat ini. Terima kasih telah berusaha sekuat tenaga untuk mencapai target kita. Terima kasih telah mau mencari bantuan ketika merasa sulit untuk mengenal diri sendiri. Terima kasih telah berusaha tetap tenang, meskipun banyak hambatan yang dihadapi. Terima kasih untuk semua.

Saya percaya, dengan kita berterima kasih pada diri sendiri memberikan kita kesempatan untuk tetap bergerak, tetap memberi kesempatan yang lain bagi diri sendiri. Meskipun kita merasa kecewa atau merasa sedah di salah satu titik rendah dalam hidup, dengan berterima kasih pada diri sendiri kita akan belajar bagaimana sebenarnya kita bisa keluar dari titik itu dan mencoba menjadi orang yang lebih baik untuk diri kita sendiri. 

Saya tidak berharap akan banyak orang yang membaca tulisan ini. Tapi jika kamu tersesat dan menemukan tulisan saya ini, saya ingin berterima kasih bagi kamu. Terima kasih telah membaca isi pikiran saya yang tak seberapa ini. Dan mari mulai belajar berterima kasih kepada diri sendiri.

Tuhan memberkati!

-beno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar